Kendati demikian, Petronas akan tetap membayar dividen ke pemerintah sebesar Rp 52,5 triliun. Penurunan drastis laba Petronas tersebut sebagai akibat dari anjloknya harga minyak dunia.
"Pembayaran dividen bukanlah sasaran bagi perusahaan, tapi sebaliknya merupakan komitmen kami kepada kerajaan," ujar Presiden dan CEO Petronas Wan Zulkiflee Wan Ariffin Seperti dikutip Antara, Selasa (23/8).
Dia menegaskan BUMN migas asal Malaysia ini telah membayar Rp 19,6 triliun pada Juni 2016. Sisa dividennya akan dibayarkan pada November mendatang.
Pembayaran dividen ini lebih rendah ketimbang dividen tahun lalu yang mencapai Rp 86,3 triliun. Sementara itu, hingga akhir tahun, harga minyak dunia tetap akan berada di kisaran USD 40-50 per barel.
Dosen Fakultas Keusahawanan dan Perniagaan Universiti Malaysia Kelantan Abu Sofian Yaacob mengatakan harga minyak dunia diramalkan terus diperdagangkan secara mendatar di kisaran USD 40 hingga USD 50 per barel.
"Situasi ini menjadi tantangan pihak Petronas dalam merancang strategi baru tanpa perlu terus bergantung pada aspek pengeluaran minyak mentah," ujar Sofian.
Menurutnya, Petronas seharusnya fokus kepada bidang hulu seperti industri gas, perkilangan dan petrokimia serta di bidang hilir yang melibatkan perdagangan internasional. "Petronas harus memperoleh keuntungan dari sektor hulu dan hilir dengan membangun kerja sama dengan negara yang sedang membangun dan Afrika," pungkasnya.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon